Definisi dan Macam Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Transformator Mesin (Pembangkit )
JENIS-JENIS PUSAT TENAGA LISTRIK
Pusat Listrik Tenaga Diesel
Pusat Listrik Tenaga Uap
Pusat Listrik Tenaga Gas
Pusat Listrik Tenaga Diesel
Pusat Listrik Tenaga Air
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
Pusat Listrik Tenaga Nuklir
Pusat ListrikAtauPembangkit Listrik Tenaga Diesel( PLTD )
Pengertian
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak
mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis
yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.
PLTD merupakan suatu instalasi
pemabangkit listrik yang terdiri dari suatu unit pembangkit (SPD) dan sarana
pembangkitan. Mesin Diesel adalah penggerak utama untuk mendapatkan energi
listrik dan dikeluarkan oleh Generator . Pada mesin Diesel Energi Bahan bakar
diubah menjadi energi mekanik dengan proses pembakaran di dalam mesin itu
sendiri. Mesin Diesel pada saat ini sudah banyak mengalami perkembangan dalam
pemakaian untuk angkutan darat dan laut, kemudian pembangkitan dalam daya kecil
dan menengah bahkan sampai daya besar sudah ada yang menggunakannya. Untuk
mempermudah dalam melakukan pemeliharaan Mesin Diesel para teknisi harus
mempunyai dasar-dasar pengetahuan mengenai Mesin Diesel yang baik, agar setiap
melakukan pemeliharaan para teknisi dapat memperlakukan setiap komponen yang
berada dalam mesin, sesuai dengan konstruksinya.
Yang dimaksud dengan Unit PLTD
adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta
perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk
mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga
mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya.dan
seterusnya tenaga mekanis tersebut oleh generator diubah menjadi tenaga listrik
Sistim pembangkitan yang bertugas
memproduksi energi tenaga listrik dari bahan baku ( bahan bakar ), diproses
oleh mesin tenaga menghasilkan tenaga mekanis selanjtnya digunakan untuk
memutar poros generator sehingga menghasilkan energi / tenaga listrik. Listrik
yang dihasilkan masih bertegangan rendah 380 V pada PLTD berskala kecil atau
tegangan menengah 6 kV atau 13,8 kv bagi PLTD Besar. Hal ini tidak dapat
langsung disampaikan kepada konsumen yang berjarak jauh. Untuk mengatasi
kendala ini maka penyampaian kepada kepada konsumen tersebut diperlukan pengiriman
dengan tegangan menengah 20 kV atau tegangan tinggi 115 kv atau 150 kV, bahkan
dengan Tegangan Extra Tinggi 230 kV, 350 kV atau 500 kV. Sebab dengan tegangan
menengah / tinggi arusnya akan jauh lebih kecil sehingga tidak memerlukan kawat
konduktor yang besar sekali.
Penggunaan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Selain pemahaman tentang konstruksi
mesin, sebagai dasar pengenalan mesin mau tidak mau pengetahuan tentang prinsip
kerja Mesin Diesel harus dikuasai dengan baik. Dasar pengetahuan ini memudahkan
untuk mengikuti setiap terjadi perkembangan tentang mesin yang semakin lama
semakin dituntut lebih baik lagi dari
segi kinerja, pemakaian bahan bakar, dimensi mesin, tingkat polusidan
konstruksinya yang semakin kompak dan bobotnya ringan. Kemudian untuk mengatasi
gangguan menjadi lebih mudah mendeteksi lebih awal akan terjadinya gangguan
serta memudahkan menentukan jenis gannguan serta penanggulangannya.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil,
terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan dan untuk
memasok kebutuhan listrik suatu pabrik. Indonesia bisa menghemat penggunaan
solar dengan memanfaatkan sekam (kulit biji padi) sebagai sumber energi pembangkit
listrik tenaga diesel (PLTD). Enam kilogram sekam bisa diubah menjadi energi
setara dengan satu liter solar. Selain hemat, penggunaan sekam juga mengurangi
pencemaran udara.
Terminologi pembangkit listrik berbahan bakar minyak pada
umumnya diidentikkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walau pada
kenyataannya bahan bakar minyak juga terkadang digunakan pada PLTG. Prinsip
kerja PLTD adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High
Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja berdasarkan siklus diesel.
Mulanya udara dikompresi ke dalam piston, yang kemudian diinjeksi dengan bahan
bakar kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu campuran bahan
bakar dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran seperti ini
pada kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini
rendah, lebih kecil dari 50 %. Namun apabila dibandingkan dengan mesin bensin
(otto), mesin diesel pada kapasitas daya yang besar masih memiliki efisiensi
yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan rasio kompresi pada mesin diesel jauh
lebih besar daripada mesin bensin.
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan
bakar minyak atau sering disebut dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang
waktu selama masih tersediannya bahan bakar. Kehandalan pembangkit ini tinggi
karena dalam operasinya tidak bergantung pada alam seperti halnya PLTA.
Mengingat waktu start-nya yang cepat namun ongkos bahan bakarnya tergolong
mahal dan bergantung dengan perubahan harga minyak dunia yang cenderung
meningkat dari tahun ke tahun, PLTD disarankan hanya dipakai untuk melayani
konsumen pada saat beban puncak.
Investasi awal pembangunan PLTD yang relatif murah,
kebutuhan energi di daerah-daerah terisolasi yang mendesak dan kebutuhan energi
daerah-daerah yang belum terlalu besar, pemerintah Indonesia berinisiatif
membangun PLTD yang berfungsi sebagai base-supply untuk memenuhi kebutuhan
listrik di daerah-daerah ini, untuk mengurangi biaya transmisi dan rugi-rugi
jaringan dalam menyalurkan energi listrik dari kota terdekat.
Dengan
digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan pembangkit ini akan
sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi dunia yang
semakin menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi pertimbangan utama
dalam menggunakan pembangkit ini. Harga minyak yang mahal diakibatkan karena
pasar minyak dunia yang tidak stabil dan ongkos transportasi untuk membawa
minyak tersebut ke daerah yang dituju. Padahal di sisi beban, PLN dipaksa
menjual dengan harga murah. Inilah yang menyebabkan PLN rugi besar.
Bentuk
dan Bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel :
.1. Tangki
penyimpanan bahan bakar.
2. Penyaring
bahan bakar.
3. Tangki
penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring)
4.Mesin diesel.
5.Turbo
charger.
6.Penyaring
gas pembuangan.
7.Tempat
pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
8. Generator.
9.Trafo.
10.
Radiator
11.Tangki
penyimpanan Oli Bekas
12. Sistem Pemadam kebakaran
13.
Ruang Operasi (Pengontrolan)
Prinsip
Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
a. Bahan bakar di dalam tangki
penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam tanki penyimpanan sementara namun
sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di dalam tangki
penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak
(BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini
bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan
bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke
convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.
b. Menggunakan kompresor udara bersih
dimasukan ke dalam tangki udara start melalui saluran masuk (intake manifold)
kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam turbocharger tekanan dan
temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya
sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.
c. Udara yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
d.
Bahan bakar dari convertion kit
(untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber).
e. Di dalam mesin diesel terjadi
penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang
dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan
dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala
bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan
bahan bakar.
f. Ledakan pada ruang bakar tersebut
menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi
mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga
torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan
diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.
g. Poros engkol mesin diesel digunakan
untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh generator energi mekanis ini
dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya geral listrik (ggl).
Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. Hukum faraday
menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang
berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis magnet yang dihasilkan
maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik. Tegangan yang
dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step up agar energi
listrik yang dihasilkan sampai ke beban.
Prinsip kerja trafo berdasarkan hukum ampere dan hukum
faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri
arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan
terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan
menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di
sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat
beda tegangan
Menggunakan
saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban
tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan
sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).
Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Proses
pembangkitan tenaga listrik dalam prinsipnya merupakan konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini
dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses demikian menimbulkan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penyediaan energi primer.
Energi
primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar
meliputi : pengadaan, transfortasi dan penyimpangan, terutama yang memerlukan
perhatian terhadap resiko kebakaran.
2. Penyediaan air pendingin
Masalah
penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU
dan PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah
pantai karena membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang besar sehingga pusat
listrik ini dapat menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk unit-unit PLTD
yang kecil, di bawah 3 MW, pendinginnya dapat menggunakan udara dengan
menggunakan radiator.
3. Masalah limbah
PLTU
batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dengan asap yang mengandung
gas SO2, CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel
(blow down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak
menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat yang masuk kesungai penggerak
PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
4. Masalah kebisingan Pemeliharaan
peralatan diperlukan untuk :
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
5. Bagian-bagian peralatan yang
memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
- Bagian-bagian yang bergeser:
seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan
zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti : penukar panas (heat exchanger) dan
ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam
sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
6. Gangguan dan kerusakan
Gangguan
adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan
esungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir,
dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya
gangguan ( misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya
mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi rusak.
7. Pengembangan pembangkit
Pada
umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem
interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang
dihadapi terus bertambah sedangkan di pihak lain pihak unit pembangkit yang ada
menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi.
8. Perkembangan teknologi pembangkit
Perkembangan
teknologi pembangkit umumnya mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemuan
teknik konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan
ini meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti komputerisasi dan juga
meliputi segi perangkat lunak ( software) seperti pengembangan model-model
matematika untuk optimasi.
Mutu Tegangan Listrik
Dengan
makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam keidupan sehari-hari, khususnya
bagi keperluan industri,maka mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang
makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Mutu tenaga listrik ini meliputi:
a. Kontinuitas penyediaan;apakah
tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun.
b. Nilai tegangan ; apakah selalu
ada dalam batas-batas yang diijinkan.
c. Nilai frekuensi ; apakah selalu
ada dalam batas-batas yang diijinkan.
d. Kedip tegangan ; apakah besarnya
dan lamanya masih dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.
e. Kandungan harmonisa ; apakah
jumkahnya masih dalam batas-batas yang dapat ditrima oleh pemakai tenaga
listrik.
Transmisi dan Distribusi
Apabila
saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat
beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan tenaga
listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah.
Generator
sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan
tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator tegangan
tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan Tinggi (STT)
menyalurkan tegangan listrik menuju pusat penerima, disini tegangan siturunkan
menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang
diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan
menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat
beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah
220/380 V yang akhirnya diterima pihak pemakai.
PROTEKSI pada
unit Pembangkit Tenaga
Listrik
Mesin-mesin
listrik seperti generator, motor dan transformator pada dasarnya dirancang
untuk beroperasi pada beban nominal atau beban khusus seperti tertera pada
pelat namanya. Kondisi operasi pada beban nominal tersebut dinyatakan dalam bersaran daya, arus, tegangan, frekuensi,
putaran suhu sekeliling dan lain data yang ditentukan.
Dalam kenyataannya walaupun sudah
dicantumkan operasi normalnya , mesin-mesin listrik tidak dapat terhindar 100 %
dari gangguan dan beroperasi melampaui beban nominal.
Gangguan tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa hal sebagai berikut :
1.
Gangguan karena kesalahan manusaia,
seperti kelalaian pada saat manipulasi sistim, lupa membuka pembumian setelah
perbaikan dan sebagainya.
2.
Gangguan dari dalam, misalnya
gangguan-gangguan dari sistem atau yang berasal dari perlengkapan itu sendiri,
misalnya faktor umur seperti keauasan dan lain sebagainya yang menyebabkan
kerusakan isolasi perlengkapan.
3.
Gangguan dari luar yaitu gangguan
yang berasal dari alam dan lingkungan diantaranya cuaca, gempa bumi, petir,
banjir dan debu. Gangguan dari/karena binatang antara lain gigitan tikus,
burung dan sebagainya.
Karena nilai investasi perlengkapan
tenaga listrik demikian besarnya, maka perhatian khusus harus diberikan agar
setiap perlengkapan tidak hanya dapat beroperasi dengan efisien dan optimal,
tetapi juga harus aman dari kemungkinan kerusakan atau hal-hal yang dapat
menimbulkan kecelakaan pada operator.
Hampir semua perlengkapan tenaga listrik tidak dibiarkan beroperasi
tanpa penga-manan ( proteksi ).
Secara umum pengaruh gangguan
terhadap pelayanan suply tenaga listrik :
1.
Sistem menjadi tidak stabil
2.
Meluasnya kerusakan pada
perlengkapan yang terganggu.
3.
Kemungkinan terjadinya kerusakan
pada perlengkapan lainnya ynag masih normal.
4.
Hilangnya suplai ke konsumen
5.
Terjadinya kebakaran atau ledakan
6.
Kemungkinan berbahaya bagi personil
atau masyarakat.
Usaha untuk memperkecil kerusakan
alat dan terputusnya pelayanan :
a. Mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan
- Perencanaan
yang baik
- Koordinasi
isolasi yang baik
- Operasi
dan pemeliharaan yang baik
- Pemasangan
dan penyetelan yang baik ( setting )
b. Mengurangi
akibat jika terjadi kesalahan
- Meringankan
akibat kesalahan
* Pemasangan recloser (penutup balik)
* Menghindari pemutusan Pembangkit
* Pembumian titik netral
- Memisahkan
bagian yang terganggu dengan sistem pengamanan yang baik.
- Meringankan
kerugian akibat kesalahan dengan Saluran ganda, dan Interkoneksi.
- Menggunakan
AVR yang cepat
Sistim
Pengamanan mesin – generator pada PLTD
Prime
Mover
|
Penggerak
Mula
|
Generator
|
Peralatan
Bantu
|
•
|
■
|
Trafo
Tenaga
|
PMT
|
CT
|
PT
|
|
Rele
Kontrol
Proteksi
Wiring
|
Rele
/ Kontrol / Proteksi / Wiring
|
■
|
sensor
|
Rele
Kontrol
Proteksi
Wiring
|
out
going
|
X
|
horn
alarm
|
Beam
Light
alarm
|
indikator
lamp
|
generator
|
sistim
udara
tekan
|
parameter :
temperature/tekanan/
aliran/putaran/arus/
tegangan/daya/energi/
cos φ / frekuensi
|
battery
|

Syarat Pengamanan
Cepat : proteksi harus
dapat memutuskan gangguan secepat mungkin. Hal ini diperlukan untuk menjaga
kestabilan di sistem dan mengurani kemungki nan berkembangnya suatu gangguan
menjadi gangguan yang lebih meluas dan lebih parah.
Selektif : kemampuan
dari duatu sistem pengaman dapat membedakan mana yang memerlukan pemutus
segera, mana yang memerlukan perlam-batan, mana yang memerlukan pemutusan &
mana yang tidak me merlukan pemutusan atau hanya alarm saja dan terjadinya
pemutusan sesuai dengan gangguan yang terjadi
Sensitif : adalah
kepekaan pengamanan terhadap segala jenis gangguan pada zonenya dan zone yang
berada dibawahnya. Jadi rele dapat bekerja pada awal kejadian dan input (
rangsangan ) yang sangat kecil ( minimum )
Andal : pengamanan harus siap sedia melakukan
fungsinya, dapat diandalkan benar-benar dan beroperasi pada waktunya dan sesuai
dengan settingnya pada segala jenis gangguan dan kondisi abnormal dari sistem
tenaga listrik sesuai dengan yang direncanakan. Dalam keadaan normal rele
pengaman tidak boleh bekerja.
Ekonomis : perencanaan tehnik yang
baik tidak terlepas dari pertimbangan ekonomi
Proteksi yang digunakan harus
seekonomis mungkin dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannya. Rele
pengaman tersebut jangan sampai lebih mahal dari perlengkapan yang diamankannya.
Proteksi Generator
1.Pengaman Terhadap Hubungan Bumi
Stator
Rele pengaman gangguan hubungan bumi
pada generator yang titik netralnya tidak dibumikan memerlukan dipasangnya
transformator tegangan yang bertugas mendeteksi kenaikan tegangan titik netral
terhadap bumi yang selanjutnya akan mengerjakan rele hubung bumi (SG).
Pembumian titik netral generator
melalui transformator pembumian T. Tahanan R dimaksudkan untuk memperbesar
impedansi sirkit sekunder yang memberi tegangan ke rele SG dan menampung arus
dalam periode transien Generator yang dihubungkan langsung ke jaringan
distribusi (lihat gambar 33).
Gambar 33
|
Gambar 34
|
Apabila titik netral generator
dibumikan misalnya melalui tahanan R seperti pada gambar 34, maka gangguan
hubung bumi akan menghasilkan arus hubung bumi yang selanjutnya dideteksi
melalui transformator arus untuk menggerakkan relai GF.
Rele GF akan mendeteksi adanya
hubungan bumi dan bekerja dengan penundaan waktu. Generator dihubungkan ke
jaringan melalui trafo.
Pembumian titik netral Generator
Pembumian
titik netral generator berpengaruh kepada besarnya arus gangguan hubungan bumi
yang terjadi dalam sirkit generator. Apabila generator tidak dilengkapi dengan
transformator blok, misalnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar maka gangguan
hubungan bumi diluar seksi generator akan dirasakan pula oleh generator.
Sebaliknya apabila generator dilengkapi dengan transformator blok seperti
ditunjukkan oleh gambar maka gangguan hubung bumi diluar seksi generator tidak
akan dirasakan oleh generator, khususnya apabila dipakai transformator blok
penaik. Apabila generator dihubungkan dengan sistem seperti ditunjukkan oleh
gambar maka gangguan hubungan bumi pada bagian sistem yang berhubungan langsung
dengan rele A akan dirasakan oleh generator. Tetapi hubungan dengan rel B tidak
akan terasa pada generator apabila transformator yang dipakai mempunyai
hubungan.
2.
Generator berhubungan langsung dengan jaringan distribusi tegangan
menengah atau tegangan rendah.
Gambar 36
3. Generator melalui transformator
blok berhubungan dengan jaringan distribusi tegangan menengah atau jaringan transmisi
tegangan tinggi.
Gambar 37
Pusat listrik dengan dua macam
tegangan rel yang masing-masing berbeban. Generator-generator dihubungkan
langsung ke rel A.
4. Rele Rotor Hubung Bumi
Gambar 38
Deteksi gangguan bumi rotor
5. Pengamanan
Generator Terhadap Daya Balik (Reverse Power)
Rele
daya balik lebih banyak merupakan pengaman bagi mesin penggerak generator. Daya
balik pada generator yang digerakkan oleh turbin uap dapat menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada sudut-sudut turbin sedangkan bagi yang
digerakkan oleh turbin air dapat menimbulkan kavitasi yang berlebihan pada
sudut turbin air. Pada generator yang digerakkan oleh mesin diesel, daya balik
pada generator tidak menimbulkan masalah bagi mesin diesel, sebagai contoh
dapat dilihat bahwa mobil yang digerakkan dengan mesin diesel dapat melakukan
pengereman dengan mesin ketika mobil jalan menurun.
Keadaan mesin diesel mobil yang dipakai untuk
mengerem dengan mesin adalah sama dengan diesel yang mengalami daya balik
apabila ia menggerakkan generator. Peristiwa adanya balik lebih mungkin terjadi
apabila daya yang dibangkitkan oleh generator dalam prosentasi kemampuannya
adalah rendah dan dalam keadaan demikian proses pemanasan lebih seperti diuraikan
di atas akan mempunyai intensitas yang kecil.
Peristiwa daya balik lebih sering
terjadi pada PLTG karena sistem pembakaran PLTG sering mengalami gangguan
sedangkan pada PLTU dan PLTA hal ini jarang terjadi. Sesungguhnya gangguan
pembakaran yang menimbulkan daya balik kecil kemungkinannya menimbulkan
pemanasan lebih pada sudu-sudu turbin gas, karena gas pembakaran yang demikian
tentu tidak mempunyai suhu yang tinggi (yang cukup untuk membangkitkan daya).
Berdasarkan pemikiran tersebut di
atas ditambah pemikiran bahwa proses pemanasan lebih dan kavitasi adalah proses
yang relatif tambahan, sedangkan pusat-pusat listrik umumnya dijaga oleh
operator-operator yang terdidik dan terlatih untuk mengambil langkah-langkah
pengamanan, maka peristiwa daya balik tidak begitu membahayakan. Pada generator
yang bekerja paralel dengan generator lainnya rele daya balik juga dapat
mendeteksi gangguan dalam lilitan generator bersama rele arus lebih. Rele daya
balik membunyikan alarm terlebih dahulu yang kemudian setelah waktu tertentu
menjatuhkan PMB generator.
6. Pengamanan Terhadap Suhu Tinggi
Masalah
suhu yang terlalu tinggi, hal ini bisa terjadi pada stator atau pada bantalan
generator.
Suhu
stator terlalu tinggi bisa disebabkan karena pembebanan lebih pada generator
yang terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak
debu/kotoran yang menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat
pelepasan panas lilitan stator, atau ada hubung singkat kecil antar belitan
dalam satu kumparan yang tidak bisa diamankan, atau karena penyetelan bantalan
yang kurang baik. Minyak pelumas kotor atau tidak cocok spesifikasinya atau
karena aliran minyak pelumas yang kurang baik. Aliran minyak pelumas yang
kurang baik bisa disebabkan tekanannya yang kurang tinggi atau ada salurannya
yang tersumbat.
Untuk
mengamankan generator terhadap masalah suhu, dipakai rele suhu yang pada tahap
pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya men-trip PMT generator.
7. Pengamanan Generator Terhadap
Tegangan Lebih
Rele
ini sesungguhnya hanya berfungsi apabila pengatur tegangan otomatis dari
generator gagal berfungsi, jadi rele ini adalah cadangan bagi pengatur tegangan
otomatis. Jika rele ini bekerja harus menjatuhkan pemutus generator dan pemutus
penguat medan.
8.
Pengamanan Generator Terhadap Penguatan Hilang
Jika
terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat sehingga Medan penguat generator
menjadi lemah atau hilang maka generator bisa mengalami kondisi “Out of step”
atau lepas dari sinkronisasinya dengan sistem dan dapat menimbulkan gangguan
dalam sistem khususnya apabila hal ini menyangkut generator yang besar.
Oleh
karenanya pada generator-generator yang daya terpasangnya relatif besar
disediakan Loss of Field relay untuk mencegah terjadinya situasi out of step
tersebut di atas dengan jalan men-trip PMT generator apabila arus penguat
hilang atau menjadi terlalu lemah oleh karena ada gangguan pada sirkit arus
penguat.
9. Pengamanan Terhadap Arus Urutan
Negatif (Negative Sequence)
Beban
tidak simetris yang dialami generator akan menghasilkan arus urutan negatif
yang akan menaikkan pemanasan rotor.
10.Pengamanan Terhadap Hubungan
Pendek Dalam Sirkit Rotor
Apabila
terjadi hubungan pendek dalam sirkit rotor maka generator akan mengalami
kehilangan penguatan. Sirkit rotor dan stator generator dapat mengalami
kerusakan yang disebabkan arus hubungan pendek sirkit rotor.
Untuk mencegah kerusakan ini dipakai
rele arus lebih atau sekering lebur dalam sirkit rotor.
Jika
baru salah satu kutub (kutub + atau -) mengalami hubung bumi maka hal ini dapat
menimbulkan distorsi dalam Medan magnit penguat sehingga timbul getaran yang
berlebihan.
Oleh karenanya untuk generator yang
besar dipasang rele pengaman terhadap rotor hubung bumi.
Proteksi mesin Diesel
Masalah
pengoperasian pada mesin Diesel PLTD, sangat tergantung pada kondisi peralatan
utama dan peralatan bantu (auxilliaies) mesin diesel tersebut, seperti diagram
dibawah ini, namun untuk teknik diesel kita terfokus kepada bagaimana caranya
menjaga tekanan kompresisi sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan buku petunjuk
mesin, yang merupakan salah satu syarat penting agar dapat terjadi pembakaran
sempurna terutama pada daya/beban nominal mesin.
1. Alarm
Agar
mesin Diesel terhindar dari terganggunya
operasi baik stop karena terhentinya supply bahan bakar sampai trip karena
kerusakan maka dipasanglah peralatan warning ( peringatan ) berupa alarm antara
lain :
1.
Daily tank Low / Hihg alarm
2.
Rocker gear alarm
3.
Fuel Oil alarm
4.
Botle Air pressure low alarm
5.
Exhaust gas alarm
6.
Differential exhaust gas
Agar
mesin Diesel terhindar dari kerusakan yang fatal setiap gangguan yang mengharus
kan mesin trip selalu disertai dengan perintah untuk elektrikal trip engine
, pneumatic trip dan PMT trip
2. Lubrication Oil proteksi
Untuk menghindari terjadinya
kerusakan akibat kegagalan pada sistim pelumasan maka digunakan pengaman berupa
:
1.
Pressure Lub.Oil alarm
dan Trip
2.
Temperature Lub.Oil alarm dan Trip
3.
Oil Mist Detector
4.
Main Bearing temperature alarm dan
Trip
3. Jacket Water proteksi
Untuk menghindari terjadinya
kerusakan akibat over heated pada sistim pedingin mesin digunakan pengaman
berupa :
1.
Pressure Jacket Water alarm
dan Trip
2.
Temperature Jacket Water alarm dan
Trip
4. Over speed ( putaran lebih )
Putaran mesin Diesel tidak boleh
berlebihan atau kecepatannya umumnya dibatasi agar tidak melebihi 110 % dengan
alasan :
Kecepatan
yang berlebih akan menimbulkan
panas yang berlebi-han :
- akan
merusak karakteristik minyak pelumas sehingga terjadi kega
galan pada sistim pelumasan dan berakibat kerusakan yang fatal pada
main bearing & connecting rod bearing serta crankshaft
-
akan terjadi pemuaian pada bearing dan crankshaft sehingga terjadi kemacetan
bearing crankshatdengan kecepatan yang
berlebihan akan menimbulkan getaran yang berle-bihan maka sifat shock absorber
dari minyak pelumas tidak mampu me-ngimbanginya sehingga terjadi gesekan antara
bearing dan crankshaft dan berakibat kerusakan fatal dari bearing crankshaft
Proteksi untuk putaran lebih ( over
speed ) pada umumnya dilakukan oleh 2 sistim yaitu dengan :
- elektrik
-
pneumatik
Prime
Mover
|
Penggerak
Mula
|
Generator
|
Peralatan
Bantu
|
•
|
■
|
Trafo
Tenaga
|
PMT
|
CT
|
PT
|
|
Rele
/ Kontrol / Proteksi / Wiring
|
■
|
Rele
Kontrol
Proteksi
Wiring
|
X
|
parameter :
temperature/tekanan/
aliran/putaran/arus/
tegangan/daya/energi/
cos φ / frekuensi
|
horn
alarm
|
Beam
Light
alarm
|
indikator
lamp
|
generator
|
battery
|
|
■
|
Sistim
Udara Tekan
(pneumatic)
|
|

5. Oil Mist Detector
Mendeteksi asap yang terjadi didalam
crankcas
Komentar
Posting Komentar