Harmonisa Pada Sistem Tenaga Listrik
Harmonisa Pada Sistem Tenaga Listrik
Sekitar
tahun 2000an, harmonisa pada sistem tenaga listrik begitu menarik
perhatian para pemerhati kelistrikan di Indonesia. Bahkan mendominasi
penelitian-penelitian maupun seminar di banyak tempat. Termasuk juga menjadikannya
bab baru dalam mata kuliah. Artikel ini hanya sekedar mencoba
menjelaskan harmonisa secara singkat.
Harmonisa
adalah gelombang yang terdiri dari gelombang sinusoidal dengan beberapa
frekuensi. Prinsip ini diambil dari transformasi Fourier yang dijelaskan pada
rumus berikut:
Transformasi
ini bisa menguraikan sebuah bentuk gelombang menjadi komponen-komponen DC,
cosinus dan atau sinus dengan beberapa frekuensi berbeda. Komponen DC
diwakili (ao/2) dan n adalah harmonisa ke n. Oleh sebab itu, ada istilah
harmonisa ke 3, ke 5 dan seterusnya yang menunjukkan frekuensi kelipatan 3, 5
dst dari frekuensi fundamental. Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana sebuah
gelombang kotak bisa diurai menjadi beberapa gelombang sinus dengan beberapa
frekuensi yaitu n=3,5 dan7.
Apabila harmonisa terdapat di sebuah sistem tenaga listrik, maka frekeuensi fundamentalnya adalah frekeunsi sistem tersebut mis 50Hz atau 60Hz. Harmonisa pada sistem tenaga listrik bisa dalam bentuk tegangan harmonisa atau arus harmonisa.
Apa penyebab munculnya harmonisa pada sistem tenaga listrik?
Penyebabnya
adalah beban non linier, misal: A/VSD (Adjustable/Variable Speed Drives), SMPS(Switch
Mode Power Supply) dll. Dalam bentuk riilnya, beban non linier adalah
beban yang menggunakan komponen power electronics. Yang dimaksud dengan
beban non linier adalah beban yang beraksi seperti impedansi yang berubah-ubah.
Ada impedansi beban non linier yang berubah secara periodik seperti A/VSD,
namun ada pula yang berubah secara non-periodik seperti arc furnace.
Gambar di
atas ini menunjukkan arus sebuah beban non linier yang berubah ubah
secara periodik dengan nilai resistansi 10Ohm dan open circuit.
Disampingnya menunjukkan arus beban linier dengan resistansi 10Ohm.
Tegangan sumber, Vs, berbentuk murni sinusoidal dengan frekuensi 50Hz.
Arus beban non linier berbentuk sinusoidal pada periode sinus bernilai positif
dan nol pada periode sinus negatif. Pada arus beban linier, selalu berbentuk
sinus. Hasil analisa dengan menggunakan transformasi fourier atau yang
biasa disebut spectrum harmonisa ditunjukkan pada gambar di bawahnya. Spectrum
berfungsi menunjukkan amplitude pada frekuensi yang dianalisa. Pada tegangan
sumber dan arus beban linier nampak bahwa frekuensi hanya muncul pada 50Hz.
Sedangkan pada arus beban non linier nampak ada komponen DC (frek=0Hz) dan
beberapa komponen sinus/cosinus dengan nilai magnitude terbesar pada frekuensi
fundamental (frek=50Hz). Pada prakteknya, beban non linier dengan bentuk arus
seperti di atas bisa didapatkan pada half wave rectifier satu fasa.
Contoh lain
bentuk arus non linier pada A/VSD (atau biasa disebut inverter drives) bisa
dilihat pada gambar di bawah ini dengan spectrum harmonisanya. Spektrum
harmonisa muncul pada n=5,7, 11, 13 dst atau secara umum 6x+1 dan 6x-1 (x =bil.
asli).
Apa efek harmonisa pada sistem tenaga listrik?
Arus
harmonisa bisa menyebabkan munculnya tegangan harmonisa pada sistem tenaga
listrik. Hal ini karena arus harmonisa mengaliri impedansi pada sistem.
Impedansi bisa berasal dari saluran, trafo dll. Efek negatif keberadaan arus
harmonisa diantaranya:
- Gangguan
pada kWh meter analog
-
Meningkatnya rugi-rugi dan pemanasan abnormal pada trafo
- Meningkatnya rugi-rugi dan pemanasan abnormal pada motor
- Kemungkinan meledaknya kapasitor bank
- Meningkatnya rugi-rugi dan pemanasan abnormal pada motor
- Kemungkinan meledaknya kapasitor bank
- dll
Meskipun begitu efek ini tidak
selalu muncul dan terjadi bila ada kondisi-kondisi lain yang mendukung. Oleh
sebab itu keberadaan arus harmonisa tidak selalu disertai gangguan tersebut.
Besarnya arus harmonisa pada sistem secara umum meningkatkan kemungkinan
munculnya gangguan. Adanya arus harmonisa pada sistem tidak harus direduksi
dengan memasang filter harmonisa. Pemasangan filter perlu ditinjau
kemanfaatannya baik teknis maupun secara ekonomis.
Mudah-mudahan
bermanfaat dan Selamat Bekerja!
Referensi:
- Surya Santoso, H. Wayne
Beaty, Roger C. Dugan, and Mark F. McGranaghan,"Electrical
Power Systems Quality," McGraw-Hill, 2002.
Komentar
Posting Komentar