Pengertian Dasar Sistem Kontrol
DASAR SISTEM KONTROL
1.1. Definisi-definisi
Dalam proses
industri, sering dibutuhkan besaran-besaran yang memerlukan kondisi atau
persyaratan yang khusus, seperti ketelitian yang tinggi, harga yang konstan
untuk selang waktu yang tertentu, nilai yang bervariasi dalam suatu rangkuman
tertentu, perbandingan yang tetap antara 2 (dua) variabel, atau suatu besaran
sebagai fungsi dari besaran lainnya. Jelas, kesemuanya itu tidak cukup dilakukan
hanya dengan pengukuran saja, tetapi juga memerlukan suatu cara pengontrolan
agar syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi. Karena alasan inilah diperkenalkan
suatu konsep pengontrolan yang disebut Sistem Kontrol.
Ada beberapa
definisi yang harus dimengerti untuk lebih memahami Sistem Kontrol secara
keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol dan Sistem Kontrol. Definisi dari
beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:
SISTEM: Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama
melakukan sesuatu untuk sasaran tertentu.
PROSES: Proses adalah perubahan yang berurutan dan berlangsung secara
kontiniu dan tetap menuju keadaan akhir tertentu.
KONTROL: Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan,
mengatur dan menguasai sesuatu
SISTEM KONTROL (Control System):
Sistem Kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau
beberapa besaran (variabel atau parameter) sehingga
berada pada suatu harga atau range tertentu.
Contoh variabel atau parameter fisik, adalah: tekanan (pressure), aliran
(flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH,
kepadatan (viscosity), kecepatan (velocity), dan lain-lain.
Hubungan sebuah sistem dan proses dapat diilustrasikan seperti
terlihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1. Blok Diagram Sistem
1.2. Prinsip Sistem Kontrol
Sebuah contoh Sistem Kontrol akan diceritakan di bawah ini.
Seorang operator sedang menjaga ketinggian (level) suatu tangki
yang akan digunakan untuk sebuah proses kimia. Jika, ketinggian tangki kurang
dari yang semestinya, operator akan lebih membuka keran masukan (valve),
dan sebaliknya, jika ketinggian melebihi dari yang semestinya, operator akan
mengurangi bukaan keran (valve), dan seterusnya. Gambar 1.2 mengilustrasikan
cerita sistem kontrol tersebut.
|

Gambar 1.2 Contoh Sistem Kontrol
Dari kejadian
ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki, kemudian membandingkannya terhadap harga tertentu
dari tinggi cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi yakni dengan mengatur bukaan keran masukan cairan ke dalam
tangki.
Dapat disimpulkan
bahwa sebuah sistem kontrol, melakukan urutan kerja sebagai berikut:
1.
Pengukuran (Measuring)
2.
Perbandingan (Comparison)
3.
Perbaikan (Correction)
Sistem tersebut
dapat berjalan baik, jika dianggap sistem bekerja secara ideal dan sederhana.
Namun, masalah akan timbul jika diteliti lebih lanjut, seperti:
a.
Keadaan proses yang lebih kompleks dan sulit
b.
Pengukuran yang lebih akurat dan presisi
c.
Jarak proses yang tidak mudah dijangkau
maka diperlukan modifikasi terhadap sistem tersebut. Dalam hal seperti inilah diperlukan sebuah Sistem Kontrol Otomatik,
sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.3 di bawah ini.
|

Gambar 1.3 Sistem Kontrol Otomatik
Terdapat beberapa manfaat pada penggunaan
Sistem Kontrol Otomatik pada sebuah proses, yaitu:
•
Kelancaran Proses
•
Keamanan
•
Ekonomis
•
Kualitas

|
1.3. Klasifikasi Sistem Kontrol
Secara umum, sistem kontrol dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Sistem Kontrol Manual dan Otomatik
b.
Sistem Lingkar Terbuka (Open
Loop) dan Lingkar Tertutup (Closed
Loop)
c.
Sistem Kontrol Kontiniu dan Diskrit
d.
Menurut sumber penggerak: Elektrik, Mekanik, Pneumatik, dan
Hidraulik
Penjelasan singkat dari jenis-jenis sistem kontrol diatas
akan dibahas berikut ini.
Sistem
Kontrol Manual adalah pengontrolan yang dilakukan oleh manusia yang bertindak
sebagai operator, seperti tampak pada Gambar 1.2. Sedangkan Sistem Kontrol
Otomatik adalah pengontrolan yang dilakukan oleh peralatan yang bekerja secara
otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia, sebagaimana terlihat pada
Gambar 1.3. Sistem Kontrol Manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada pengaturan suara radio, televissi, cahaya layer televise,
pengaturan aliran air melalui keran, pengendalian kecepatan kendaraan, dan
lain-lain. Sedangkan Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam proses
industri (baik industri proses kimia dan proses otomotif), pengendalian
pesawat, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
Sistem Kontrol Lingkar Terbuka (Open Loop) adalah sistem pengontrolan di
mana besaran keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga
variable yang dikontrol tidak dapat dibandingkan terhadap harga yang
diinginkan. Sedangkan Sistem Kontrol Lingkar Tertutup (Closed Loop) adalah sistem pengontrolan dimana besaran keluaran
memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga besaran yang dikontrol dapat
dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Selanjutnya, perbedaan harga yang
terjadi antara besaran yang dikontrol dengan harga yang diinginkan digunakan
sebagai koreksi yang merupakan sasaran pengontrolan.
Open Loop
Control System memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Tidak terdapat proses pengukuran
b.
Variabel yang dikontrol tidak mempengaruhi aksi pengontrolan
c.
Banyak didasari oleh waktu atau urutan proses
d.
Kurang akurat, lebih stabil, murah
Sedangkan Closed
Loop Control System mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Terdapat proses pengukuran
b.
Variabel yang dikontrol mempengaruhi aksi pengontrolan (feed back)
c.
Lebih akurat, dapat terjadi ketidakstabilan
d.
Mahal
Gambar 1.5 di bawah ini, mengilustrasikan blok diagram Open Loop Control System dan Closed Loop Control System. Selanjutnya,
sebagian besar pembahasan Sistem Kontrol adalah berdasarkan kepada Closed Loop Control System atau lebih
dikenal dengan Sistem Kontrol Umpan Balik (Feedback
Control System).

(a) Sistem Kontrol Lingkar Terbuka

(b) Sistem Kontrol Lingkar Tertutup
Gambar 1.5. Sistem Kontrol Lingkar Terbuka
dan Tertutup
Sementara
itu, Sistem Kontrol Kontiniu adalah sistem yang memanfaatkan pengendali (controller) berbasis nilai kontinu,
seperti: Proportional (P), Integrator (I), dan Differensiator (D), atau kombinasi dari ketiganya (PI, PD, atau
PID). Sedangkan Sistem Kontrol Diskrit adalah sistem yang menggunakan
pengontrol (controller) dengan nilai
diskrit, seperti pengendali ON-OFF atau pengendali posisi ganda (switch selector).

Gambar 1.6 PID Controller
1.4. Karakteristik Sistem Kontrol Otomatik
Beberapa karakteristik penting dari
Sistem Kontrol Otomatik adalah sebagai berikut:
a.
Sistem Kontrol Otomatik merupakan sistem dinamik yang dapat
berbentuk linear maupun non-linear
b.
Bersifat menerima informasi, memprosesnya,
mengolahnya dan kemudian mengembangkannya
c.
Komponen atau unit yang membentuk sistem kontrol ini akan saling
mempengaruhi
d.
Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan (feedback) dan ini digunakan untuk
memperbaiki sifat sistem
e.
Karena adanya pengembalian sinyal ini, maka
pada sistem kontrol otomatik selalu terjadi masalah stabilitas
1.5. Aplikasi Sistem Kontrol
Pemakaian
Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
pemakaian langsung maupun tidak langsung. Pemakaian dari Sistem Kontrol dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Sistem Kontrol Proses: seperti temperatus,
aliran, tinggi permukaan cairan, viskositas, dan lain-lain. Misalnya pada
industri kimia, makanan, tekstil, pengilangan, dan lain-lain.
2.
Sistem Kontrol Energi: seperti pada
pengendalian pembangkit tenaga listrik dan pendistribusian tenaga.
3.
Sistem Kontrol Numerik: seperti pengontrolan
operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses yang berulang-ulang. Misalnya pada
proses pengeboran, pembuatan lubang, pengelasan dan kerja-kerja otomotif.
4.
Sistem Kontrol Transportasi: seperti
elevator, escalator, pesawat terbang, kereta api, conveyor, dan lain-lain.
5.
Sistem Kontrol Servomekanis: sistem yang berhubungan dengan
posisi, kecepatan dan pergerakan.
6.
Bidang non teknis: seperti sistem ekonomi,
sistem sosial dan sistem biologi.
1.6. Alat Bantu untuk Mempelajari Sistem Kontrol
Saat ini
telah banyak berkembang perangkat-perangkat lunak yang digunakan untuk lebih
mempermudah proses pembelajaran Sistem Kontrol. Perangkat-perangkat tersebut
ada yang sudah menjadi perangkat lunak aplikasi, sehingga pengguna hanya perlu
memasukkan simbol-simbol tertentu untuk dirangkai menjadi sebuah sistem
kontrol, seperti SIMULINK dan lain-lain.

Gambar 1. 7 Contoh Perangkat Lunak
menggunakan Simbol-simbol pada sebuah Sistem Proses
Disamping itu terdapat pula perangkat lunak
yang masih dalam bentuk bahasa, sehingga pengguna diharuskan menuliskan
teks-teks yang nantinya dijalankan untuk menganalisa karakter dan performansi
sistem kontrol tersebut. Perangkat lunak dalam bentuk bahasa yang banyak
dipakai adalah MATLAB (MATriks LABoratory). Perkuliahan ini akan
menggunakan MATLAB sebagai alat bantu proses pembelajarannya.

MATRIX LABORATORY
Gambar 1.8
Simbol Perangkat Lunak MATLAB
Mantap.......
BalasHapus